Kamis, 19 Juli 2018


بسم الله الرحمن الرحيم

Curhat Sek!
Assalamualaikum mr blog, and the dearest readers…
Oh ya, jangan terkecoh sama judulnya, pastikan kalian ngarep dapat hikmah dibalik tulisan berikut ini. oyee?? Baca sampek tuntas kuy!
               Terima kasih sudah mau buka link ini. Alhamdulillah. Setelah sekian lama blog ini ditinggal sama pemiliknya, kini Alhamdulillah berkat hidayah Allah pemiliknya mau kembali mengurus ladang ilmu ini. Mengapa begitu? Karena sejatinya setiap detik, kita bisa berinvestasi. Tak tanggung-tanggung, investasi tersebut untungnya di dapat di dunia dan di akhirat. Apakah itu? Tetew (kata-kata ini kuraup dari sebuah aplikasi yang pernah hits dan mengundang kontroversi)…tak lain dan tak bukan adalah ilmu. Ilmu yang bemanfaat itulah investasi yang akan terus dan terus mengalir sampai Allah bener-bener memutuskan untuk berhenti. Maka atas dasar keyakinan bahwa Allah mahateliti akan setiap amal perbuatan kita, aku mau hidupku nggak sia-sia. Aku berharap pada Allah bahwa nanti, jari-jemari yang mengetik, laptop yang menyala, tuts keyboard yang kita tutul-tutul senantiasa bersaksi pada Allah bahwa aku _______. Loh, kok ngarep? Yes, aku ngarep banget. Soalnya aku juga manusia biasa. Ngarep adalah bunga kita untuk merayu Allah. Kalau kita nggak ngarep dan nggak ngrayu, entahlah, kayaknya itu sama saja dengan kita tak punya tujuan. Dan ngarep pun juga jadi bekal dan amunisi kita untuk mencapai tujuan. Seng penting Lillah rek...

So, sob.  Barusan itu sedikit latar belakang kenapa aku mau nulis lagi. As you know, ketika aku nulis secuplik kenapa aku mau balik lagi ke blog, ada lindu yang berlangsung sekitar 2 menit an. Hmm…ngeri juga. Ada apa ini? daaan lagi-lagi aku ngarep dalam hati. Nanti kalau aku mati semoga aku bisa khusnul khotimah. Ngarep ke siapa? Siapa lagi? Yaaah…sasaran ngarep kita ya cuma satu. Allah, right?

                Sebelumnya model tulisan semicurhatan ini pernah aku tulis berkali-kali pas dulu di MAN 3 Malang mulai dari jaman kelas satu sampe lulus. Kapan lunturnya? Pas kuliah istiqomah nulisnya mulai luntur :> . Jadi dulu aku suka banget namanya curhat pakek tulisan. Tapi di buku diary. Kangen banget rasanya dulu betapa istiqomahnya aku menulis curhatan di buku notebook. Tiap kali entek (habis) aku pasti langsung beli notebook lagi. Sampai sekarang masih ada loh notebooknya. Jadi ketawa sendiri kalau baca. Yang aku sayangkan, kebiasaan itu kini luntur. Bahkan dulu diary ku berbahasa Inggris. Yaah, aku sih gak peduli benar apa nggak, soalnya nilai bahasa Inggrisku juga ancuur. Kini, aku berbeda.
                Dan kini, aku ingin mengubah perbedaan itu menjadi lebih baik eaaa’’’
Thanks ya udah mau baca hihihi….
Ambil hikmahnya gaes! If you think it is not important just smile J
Oh ya, ada yang mau bermitra dengan aku untuk mengurus blog ini? blogku jelek banget. Aku not smart in design. Kalau ada, don’t hesitate to contact me J
Sorry ;)

Minggu, 30 Juli 2017

Selasa, 16 Agustus 2016

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله الذي جعل الدين رباطا متينا بين قلوب المؤمنين و أمر بالإتحاد و التعاون و نهى عن التفرق و التنازع في كتابه الكريم. أشهد أن لا اله إلا الله القوي المتين و أشهد أن محمدا رسول الله ذو القلب الرحيم و الخلق العظيم و سيد الأنبياء و المرسلين. اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و صحبه الذين طابت نفوسهم وصفت قلوبهم فكانوا هم السادة المنصورين.
...أما بعد
350 tahun lamanya, Indonesia dijajah oleh kaum imperalis Spanyol, Portugis, Jepang, Inggris, dan Belanda. Terkenanglah nama harum sederet aktor-aktor kemerdekaan di panggung sejarah, seperti Sang Proklamator, Bung Karno, pemimpin perang Padri, Imam Bonjol, Sang Perwira Revolusi Nasional, Jenderal Sudirman, “Ayam Jantan dari timur” atau dikenal Sultan Hasanuddin, dan masih banyak lagi nama-nama penegak panji kemerdekaan Indonesia. Mereka  dengan segenap rasa nasionalisme dan patriotisme  berseru, dengan suara keras, lantang, menggelegar, membakar semangat perjuangan rakyat Indonesia. Maju terus, pantang mundur! Allahu Akbar! Mereka berjuang demi bangsa dan agama.
Berapa banyak harta bangsa Indonesia yang dicuri, dirampok, dan diboyong kaum penjajah. Berapa banyak rakyat indonesia yang ditindas, disiksa, diperbudak, dibunuh, bahkan dipaksa untuk keluar dari agama Islam. Namun Alhamdulillah, berkat rahmat Allah, atas perjuangan, jiwa kepahlawanan, dan kobaran semangat juang para pahlawan,  mereka berhasil mengusir pelaku durjana dari persada  bumi Indonesia. Mereka dengan gigih dan berani mempertaruhkan nyawanya, rela mengorbankan harta, jiwa dan raganya, demi Allah yang mereka agungkan, Rasulullah yang mereka dambakan, dan demi kemerdekaan yang dicita-citakan, MERDEKA!!! 
Allah Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 111:
إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ -١١١-
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang ukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.

Hadirin sebangsa dan setanah air yang diridai Allah.
      Pada hari ini, bangsa kita tercinta, Indonesia, tengah memperingati HUT Kemerdekaan yang ke-71. Sesungguhnya kemerdekaan adalah anugerah yang sangat besar yang Allah karuniakan kepada bangsa kita. Anugerah yang besar ini tidaklah mudah digapai dan diwujudkan kembali kecuali dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar. Ingat! Hidup adalah perjuangan bukan sulapan bimsalabim jadi apa... Betul? Sehingga jika kita ingin sukses dan merdeka maka jiwa kita pun harus merdeka tanpa terbelenggu nafsu yang menjerumuskan kita pada kegagalan, sebisa mungkin kita  berprestasi, jika ingin berprestasi maka harus tekun dalam berkreasi dan berinovasi. Semakin besar perjuangan dan pengorbanan kita, semakin besar pula hasil yang didapatkan.
Syekh Az-Zarnuji berkata dalam kitabnya ta’limul muta’allim:
بقدر الكد تكتسب المعالي
Sesuai dengan kadar usahanya, orang itu dapat memperoleh beberapa keluhuran.
Para pemuda-pemudi pecinta Indonesia yang dimulyakan Allah.
            Kini sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa tak ada kebangkitan bangsa dan agama tanpa kiprah para pemuda.
Aristoteles, seorang filusuf yang hidup di abad k-4 sebelum masehi berkata:
“Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib suatu kekuasaan tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya”.
Tak jauh mengenai hal tersebut, Syekh Imam al-Ghulaini berkata:
إن في يد الشبان أمر الأمة و في أقدامهم حياتها
Sesungguhnya di tangan para pemudalah urusan umat (urusan bangsa) dan di telapak kaki merekalah hidupnya bangsa.
Begitu pula pepatah mengatakan, شبان اليوم رجال الغاد, pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan.
Mengapa begitu pentingnya sejarah menyebut-nyebut peran pemuda? Maka patutlah generasi muda Indonesia menyadari bahwa dalam dirinya terdapat empat kelebihan spesial untuk memajukan bangsa ini agar tetap merdeka hakiki:
1.      Kekuatan spiritual: Iman, takwa, dan keikhlasan. Dengan beriman dan bertakwa kepada Allah, maka kita sebagai generasi muda Indonesia akan terhindar dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhori Muslim, Rasulullah Saw bersabda bahwa ada 7 golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka dibawah naungan-Nya, di masa tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yang salah satunya yaitu شاب نشأ في عبادة ربه , pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Jika hati dekat dengan Allah, tentu generasi muda Indonesia tidak akan menyentuh hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan Allah akan memberi petunjuk menuju jalan yang lurus.
2.      Kekuatan Intelektual: ingatan dan analisa yang tajam. Dengan mengembangkan kecerdasan dan kemampuan berfikir dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, generasi muda Indonesia diharapkan mampu memajukan negeri ini agar kita tidak tertindas oleh bangsa-bangsa lain dan tidak menjadi budak di negeri sendiri.
3.      Kekuatan emosional: semangat dan kemauan yang kuat. Sebagai generasi muda Indonesia, kita harus pantang menyerah dalam memajukan bangsa agar kemerdekaan yang kita capai dengan tetesan darah dan keringat para pahlawan pendahulu kita dapat kita pertahankan.
4.      Kekuatan fisik, dimana para pemuda dikaruniai tubuh yang segar dan sehat, serta otot yang masih kuat. Maka tidak ada alasan lagi kita lupa untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran sejak dini.
Lantas, bagaimanakah kiprah kita untuk Indonesia tercinta?
1. Meneladi sikap kepahlawanan leluhur kita, yaitu dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara. Jika kita cinta, maka sesungguhnya kita mau berjuang dan rela berkorban memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Ibaratnya, kalau seseorang yang kita cintai sakit, maka kita akan khawatir, kita beri obat, atau menjenguknya dengan membawa oleh-oleh yang membuat dia senang. Begitu pula dengan negara kita. Kalau kita betul-betul cinta pada tanah air, maka kita pun khawatir, lalu berusaha memperbaiki keadaan yang rapuh di negeri ini. Maraknya kemiskinan, kebodohan, kebobrokan moral, kita tanggulangi secara seksama dengan berbagai jerih payah dan pengorbanan.
2. Belajar dari sejarah. Benarlah Bung Karno mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Kita harus maju dengan menengok sejarah layaknnya mengendarai mobil dengan melihat kaca spion (Bonnie Iryanah).
Sejarah tidak cukup jika hanya dibukukan dan dimuseumkan, namun harus lebih digali dan diambil hikmahnya lalu dijadikan cerminan di masa yang akan datang.
Allah Swt berfirman dalam surat Hud ayat 120:
 وَكُـلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ -١٢٠-
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami Ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami Teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman.

Demikian Allah memberi hikmah ketika kita belajar dari sejarah, yaitu keteguhan hati, kebenaran, nasihat, peringatan, dan cerminan untuk menyongsong masa depan yang cerah.
3. Mensyukuri nikmat kemerdekaan. Kita patut bersyukur kepada Allah atas kemerdekaan ini. Dengan kemerdekaan ini kita bisa hidup enak, nyaman, aman, tetapi jangan sampai kebablasan; korupsi aman, pacaran aman, selingkuh nyaman...wah...wah...wah! Bisa tak karuan kalau kepergok wartawan.
Oleh karena itu, mari kita kenang perjuangan mereka, kita teruskan cita-cita mereka dengan belajar dari sejarah, kita tanamkan kesadaran islam kita, kita kokohkan keimanan untuk mencintai Allah, Rasulullah, dan mencintai tanah air Indonesia. Jadi apapun, profesi apapun kita niatkan hidup ini untuk Allah, Rasulullah, dan kemaslahatan bangsa kita. Jangan malah sebaliknya, kemerdekaan ini kita isi dengan kemaksiatan-kemaksiatan, penyalahgunaan jabatan, dan lain sebagainya. Kalau ini terjadi maka kita dikatakan merdeka tetapi masih belum bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan.
Dan yang terakhir, kita sebagai generasi muda penerus bangsa dan agama, mari kita isi kemerdekaan ini dengan memanfaatkan masa muda sebaik-baiknya dengan memaksimalkan potensi kita untuk mewujudkan negara yang subur, makmur, gemah ripah loh jinawi, toto tenterem kerto raharjo. Amin ya Rabbal ‘alamin.
عسى أن يجعلنا وإياكم ممن عرف الحق وشهد به ، وحبب إليه الخير فعمل به ، و أن يطهّر قلوبنا ويصحّح أجسادنا ويقوّي أخوّتنا ويطوّل أعمارنا في طاعته وطاعة رسوله صلى الله عليه وسلم ويوفّقنا جميعا إلى كلّ خير في الدنيا والدّين ، ويجنّبنا موارد الظّالمين بحرمة سيّد الأنبياء والمرسلين والحمد لله ربّ العالمين ، آمين ..

والعفو منكم ثمّ السلام عليكم ورحمة الله 
وبركاته
Sumber: Penggenggam Kemerdekaan - Andalkan Allah - Shovi Maryam

Kamis, 05 November 2015


لا أحملُ العُقَد القديمةَ
(Aku tak dapat mempertahankan janji-janji yang dahulu – (Akad Pernikahan))
فالسلامُ على ضياعكِ من دمي
(Semoga kepergianmu berbuah keselamatan)
سكتَ الكلامْ
(Tak ada yang perlu diucapkan)
فلتأذني لي مرةً أخرى لأعُلنَ سرَّ غربتنا
(Sakitilah aku sekali lagi, akan kusebarkan rahasia perpisahan kita)
وسرَّ حكايةٍ عبرتْ موشحةً بأغطيةِ الظلامْ
(Rahasia di balik cerita kita yang diliputi kegelapan)
قالوا حرامْ ..
(Mereka berkata itu haram)
فقلتُ إنْ نبقى حرامْ
(Aku katakan: jika haram – tak layak diungkapkan)
حزنٌ يجرُ الحزنَ
(Maka kesedihan akan semakin menjadi)
يأسٌ دائمٌ خوفٌ
(Putus asa, selalu ketakutan,)
عذابٌ مُنتقى ، زيفٌ
(penderitaan mencekam, kedustaan,)
وألوانُ الكآبةِ بانسجامْ
(dan bermacam-macam kesedihan akan terus mengalir)
لا تنتهي قصصُ الهوى دوماً  بوردٍ أحمرٍ أو أبيضٍ
(Tak ada habisnya cerita cinta, jika selalu dilambangkan dengan mawar merah atau putih)
أو غصنِ زيتونٍ وأسرابِ الحمامْ
(Atau tangkai zaitun dan fatamorgana tentang merpati)
نحن ارتضينا قصةً أُخرى
(Kita lebih memilih cerita yang lain)
فراقٌ رائعٌ
(Perpisahan yang indah)
لا ينحني للشوقِ والذكرى ، ويقبلُ بالملامْ
نحن ابتدعنا غربةً كُبرى
(Tak terbuai oleh rindu dan kenangan. Kita merajut perpisahan yang besar namun rela dengan kepedihan)
وصلينا صلاةَ الهجرِ
(Kita berdoa dengan doa orang hijrah)
كانتْ حفلةً كُبرى وكنتُ بها الإمامْ
(Ini jadi perayaan besar dan akulah imamnya)
واتفقنا ..
(Dan kita pun sepakat)
قبلَ هذا اليومِ لا أذكرُ أنْ نحن اتفقنا
(Sebelum ini tak terbayang kita bisa sepakat)
غيرَ أن نُمعن في قتلِ هوانا المستهامْ
(Yang kita inginkan hanya ingin menghilangkan hubungan yang menyakitkan)
وتراضينا على النسيانِ
(Dan kita rela untuk saling melupakan)
أنجبنا حنيناً ميتاً
(Kita memilih rindu yang mati)
قومي ..
(Berdirilah...)
ركامُ اليوم يستدعيكِ أن تأتين تابوتاً
(Kebersamaan ini akan mengantarmu menemui peti mati)
ركاماً أو حطامْ
(Kebersamaan atau perpisahan)
لا صدرَ بعد اليومِ يحضننا
(Tak akan ada kata kembali setelah ini)
ولا كفٌ إذا ما لامَسَتْ كفاً
(Ibarat tak ada jabat tangan jika telapak tangan tak bersentuhan)
تنامي دفءُ ملحمةٍ وأسرارٍ
(Tidurlah agar jiwamu tenang)
يُهدهدها الوئامْ
(Persahabatan terbekukan)
قومي ..
(Berdirilah)
تبلدتْ المشاعرُ والكلامُ له فطامْ
(Perasaan tak berguna dan ucapan pun percuma)
نحن اصطفينا عنفَ خيبتنا
(Kita memilih kekerasaan kita)
وجارينا البرودةَ في مشاعرنا
(Kita melaluinya dengan dinginnya perasaan)
وأبرمنا عقودَ الهجرِ حتى تنتهي الدنيا
(Kita jaga janji berpisah hingga akhir dunia)
ويلفظنا الأنامْ
(Lalu orang-orang membicarakan kita)
واشتبكنا ..
(Kita berantakan)
لا نرى فَجر خلاصٍ
(Tak ada jalan keluar)
فهوينا للأعالي
(Keinginan kita demi kemulyaan)
كقتيلينِ على الأفق ننامْ
(Seperti dua orang terbunuh di ufuk mimpi)

موقع أدب (adab.com)
Kira-kira inti dan maksud puisi ini yaitu menjelaskan bahwa keputusan untuk berpisah itu perlu jika sudah tidak ada kecocokan dalam berumah tangga. Kalau dilihat dari judulnya, pengarang ingin memberi kesan jika sudah memutuskan untuk berpisah, kita semestinya berhusnudzon atau berbaik sangka. Dengan perpisahan itu banyak hikmah yang nantinya bisa didapat.

Minggu, 22 Februari 2015

 حب رسول الله صلى الله عليه و سلم

 

أبا الزهراء قد جاوزت قدري

بمدحك بيد أن لي انتسابا

فما عرف البلاغة ذو بيان

إذا لم يتخذك  له كتابا

مدحت المالكين فزدت قدرا 

فحين مدحتك اقتدت السحاب

سألت الله في ابناء ديني 

فإن تكن الوسيلة لي أجابا

و ما للمسلمين سواك حصن 

إذا ما الضر مسهم و نابا

 

 

Senin, 16 Februari 2015


بسم الله الرحمن الرحيم
أخو العلم حي خالد بعد موته و أوصاله تحت التراب رميم و ذو الجهل ميت و هو ماش على الثرى يظن من الأحياء و هو عديم

"Orang yang berilmu akan selamanya hidup dan kekal walau sesampainya ia di tanah yang meremukkan. Dan orang yang bodoh mati sedang ia berjalan di atas bumi. Ia menyangka bahwa ia hidup padahal sesungguhnya ia tidak ada"

Di awal tulisan ini, patutlah kita mengucap Bismillahirrahmanirrahim. Guru saya, Ustadz Abdul Adhim selalu mengingatkan muridnya agar senantiasa mengawali sesuatu dengan menyebut Asma Allah. Sammillah! begitulah beliau mengingatkan kami jika kami lalai untuk senantiasa mengandalkan Allah...
Menjadi orang 'Alim atau orang yang berilmu tak akan luput dengan bimbingan Allah Swt. Lantas bagaimana mungkin ia mendapat bimbingan Allah jika ia saja melupakan Sang Pembimbing? Maka Bismillah di sini adalah wasilah atau kunci kita mendapatkan ridha dan bimbingan Allah karena kita senantisa mengingat dan mengandalkan-Nya.

berjuta pesan dan nasihat telah sampai kepada kita agar senantiasa menjadi orang yang pintar. Namun ada juga yang mengatakan bahwa percuma menjadi orang yang pintar kalau tidak bermanfaat bagi orang lain, lebih-lebih menyakiti sesama. Ya, pernyataan yang demikian memang ada kalanya benar. Namun jika boleh memilih maka menjadi orang yang berilmu serta bermanfaat bagi orang lain adalah pilihan yang tepat. Berbeda dengan orang bodoh tetapi bermanfaat bagi orang lain, ia bagaikan seorang budak, bermanfaat bagi yang lainnya namun dipandang sebelah mata.
Orang yang berilmu, lebih lebih yang mau mengamalkan ilmunya, ia seakan-akan hidup selamanya walau jasadnya telah disemayamkan. Ia akan tetap terkenang di mata dunia walau tubuhnya telah tiada. Khalid. Kekal keberadaannya walau manusia tak bisa memandangnya. Apa yang kekal? Tentunya keberadaan apa pun tentangnya. Ilmu dan yang telah ia tularkan dan ia amalkan. Ketika semasa hidupnya ia mengamalkan ilmu melalui akhlaknya yang mulia, transfer ilmu yang ia tularkan kepada sesama, karya-karyanya yang begitu bermanfaat bagi peradaban manusia, dan semua ini tentu bisa ia lakukan karena ia memiliki ilmu. Mari kita teladani bagaimana orang-orang hebat begitu hidup sepanjang masa. Misalnya, Nabi Muhammad Saw. Manusia paling 'alim, paling pintar, paling berilmu, paling andal mengamalkan ilmu, paling cerdas mentransfer dan menyebarkan ilmu,dan tentu paling mulia karena paling berilmu dan mengamalkan ilmu dari Sang Maha Pemberi ilmu.
Karena kemuliaan beliau hingga saat ini begitu harum namanya. Dicintai umatnya, diteladani akhlaqnya, dipetik ilmunya, dipuja dan dipuji segala yang melekat di dalam dirinya.
Belum lagi Imam Malik dengan karya besarnya Al Muwatta', Alfiyah Ibnu Malik dll. Kemuliaan ilmunya menghantarkannya hingga saat ini. Karya-karyanya dimanfaatkan oleh umat dunia, kaum muslimin mendoakannya, dan tentunya pahala akan terus mengalir kepadanya karena ilmunya yang benar-benar bermanfaat bagi insan semesta.  Begitu harum namanya di mata dunia.

          Nabi Muhammad Saw benar-benar mengagungkan orang yang berilmu, sebagaimana sabdanya: 

فضل العالم على العابد كفضلي على أدناكم -رواه البيهقي

"Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaanku atas kalian semua" 

Lain lagi dengan orang yang bodoh. Mereka berjalan di atas bumi namun sebenarnya mereka tidak dianggap oleh yang lainnya karena tidak ada manfaat yang bisa dia ambil darinya.

Minggu, 07 September 2014

 قلب صضير


 حين ولدت أعطيتني قلبا صغيرا خاليا
ملاته حبالك حبا نقيا صفيا
أنت حبيبي و مالكي حبك في قلبي يزيد
يا من يسروني قربك سوى رضاك لا أريد
قلبي بذكرك يطمئن ندعوك ربي العاليا
سبحانك و بحمدك نرجوك عفوا و عافيا
شكرا لما أهديتني قلبا بذكرك يخشع 
ثبته ربي بفضلك حتى يطيع و يسمع