Selasa, 16 Agustus 2016

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله الذي جعل الدين رباطا متينا بين قلوب المؤمنين و أمر بالإتحاد و التعاون و نهى عن التفرق و التنازع في كتابه الكريم. أشهد أن لا اله إلا الله القوي المتين و أشهد أن محمدا رسول الله ذو القلب الرحيم و الخلق العظيم و سيد الأنبياء و المرسلين. اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على اله و صحبه الذين طابت نفوسهم وصفت قلوبهم فكانوا هم السادة المنصورين.
...أما بعد
350 tahun lamanya, Indonesia dijajah oleh kaum imperalis Spanyol, Portugis, Jepang, Inggris, dan Belanda. Terkenanglah nama harum sederet aktor-aktor kemerdekaan di panggung sejarah, seperti Sang Proklamator, Bung Karno, pemimpin perang Padri, Imam Bonjol, Sang Perwira Revolusi Nasional, Jenderal Sudirman, “Ayam Jantan dari timur” atau dikenal Sultan Hasanuddin, dan masih banyak lagi nama-nama penegak panji kemerdekaan Indonesia. Mereka  dengan segenap rasa nasionalisme dan patriotisme  berseru, dengan suara keras, lantang, menggelegar, membakar semangat perjuangan rakyat Indonesia. Maju terus, pantang mundur! Allahu Akbar! Mereka berjuang demi bangsa dan agama.
Berapa banyak harta bangsa Indonesia yang dicuri, dirampok, dan diboyong kaum penjajah. Berapa banyak rakyat indonesia yang ditindas, disiksa, diperbudak, dibunuh, bahkan dipaksa untuk keluar dari agama Islam. Namun Alhamdulillah, berkat rahmat Allah, atas perjuangan, jiwa kepahlawanan, dan kobaran semangat juang para pahlawan,  mereka berhasil mengusir pelaku durjana dari persada  bumi Indonesia. Mereka dengan gigih dan berani mempertaruhkan nyawanya, rela mengorbankan harta, jiwa dan raganya, demi Allah yang mereka agungkan, Rasulullah yang mereka dambakan, dan demi kemerdekaan yang dicita-citakan, MERDEKA!!! 
Allah Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 111:
إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ -١١١-
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang ukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.

Hadirin sebangsa dan setanah air yang diridai Allah.
      Pada hari ini, bangsa kita tercinta, Indonesia, tengah memperingati HUT Kemerdekaan yang ke-71. Sesungguhnya kemerdekaan adalah anugerah yang sangat besar yang Allah karuniakan kepada bangsa kita. Anugerah yang besar ini tidaklah mudah digapai dan diwujudkan kembali kecuali dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar. Ingat! Hidup adalah perjuangan bukan sulapan bimsalabim jadi apa... Betul? Sehingga jika kita ingin sukses dan merdeka maka jiwa kita pun harus merdeka tanpa terbelenggu nafsu yang menjerumuskan kita pada kegagalan, sebisa mungkin kita  berprestasi, jika ingin berprestasi maka harus tekun dalam berkreasi dan berinovasi. Semakin besar perjuangan dan pengorbanan kita, semakin besar pula hasil yang didapatkan.
Syekh Az-Zarnuji berkata dalam kitabnya ta’limul muta’allim:
بقدر الكد تكتسب المعالي
Sesuai dengan kadar usahanya, orang itu dapat memperoleh beberapa keluhuran.
Para pemuda-pemudi pecinta Indonesia yang dimulyakan Allah.
            Kini sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa tak ada kebangkitan bangsa dan agama tanpa kiprah para pemuda.
Aristoteles, seorang filusuf yang hidup di abad k-4 sebelum masehi berkata:
“Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib suatu kekuasaan tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya”.
Tak jauh mengenai hal tersebut, Syekh Imam al-Ghulaini berkata:
إن في يد الشبان أمر الأمة و في أقدامهم حياتها
Sesungguhnya di tangan para pemudalah urusan umat (urusan bangsa) dan di telapak kaki merekalah hidupnya bangsa.
Begitu pula pepatah mengatakan, شبان اليوم رجال الغاد, pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan.
Mengapa begitu pentingnya sejarah menyebut-nyebut peran pemuda? Maka patutlah generasi muda Indonesia menyadari bahwa dalam dirinya terdapat empat kelebihan spesial untuk memajukan bangsa ini agar tetap merdeka hakiki:
1.      Kekuatan spiritual: Iman, takwa, dan keikhlasan. Dengan beriman dan bertakwa kepada Allah, maka kita sebagai generasi muda Indonesia akan terhindar dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhori Muslim, Rasulullah Saw bersabda bahwa ada 7 golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka dibawah naungan-Nya, di masa tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yang salah satunya yaitu شاب نشأ في عبادة ربه , pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Jika hati dekat dengan Allah, tentu generasi muda Indonesia tidak akan menyentuh hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan Allah akan memberi petunjuk menuju jalan yang lurus.
2.      Kekuatan Intelektual: ingatan dan analisa yang tajam. Dengan mengembangkan kecerdasan dan kemampuan berfikir dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, generasi muda Indonesia diharapkan mampu memajukan negeri ini agar kita tidak tertindas oleh bangsa-bangsa lain dan tidak menjadi budak di negeri sendiri.
3.      Kekuatan emosional: semangat dan kemauan yang kuat. Sebagai generasi muda Indonesia, kita harus pantang menyerah dalam memajukan bangsa agar kemerdekaan yang kita capai dengan tetesan darah dan keringat para pahlawan pendahulu kita dapat kita pertahankan.
4.      Kekuatan fisik, dimana para pemuda dikaruniai tubuh yang segar dan sehat, serta otot yang masih kuat. Maka tidak ada alasan lagi kita lupa untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran sejak dini.
Lantas, bagaimanakah kiprah kita untuk Indonesia tercinta?
1. Meneladi sikap kepahlawanan leluhur kita, yaitu dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara. Jika kita cinta, maka sesungguhnya kita mau berjuang dan rela berkorban memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Ibaratnya, kalau seseorang yang kita cintai sakit, maka kita akan khawatir, kita beri obat, atau menjenguknya dengan membawa oleh-oleh yang membuat dia senang. Begitu pula dengan negara kita. Kalau kita betul-betul cinta pada tanah air, maka kita pun khawatir, lalu berusaha memperbaiki keadaan yang rapuh di negeri ini. Maraknya kemiskinan, kebodohan, kebobrokan moral, kita tanggulangi secara seksama dengan berbagai jerih payah dan pengorbanan.
2. Belajar dari sejarah. Benarlah Bung Karno mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Kita harus maju dengan menengok sejarah layaknnya mengendarai mobil dengan melihat kaca spion (Bonnie Iryanah).
Sejarah tidak cukup jika hanya dibukukan dan dimuseumkan, namun harus lebih digali dan diambil hikmahnya lalu dijadikan cerminan di masa yang akan datang.
Allah Swt berfirman dalam surat Hud ayat 120:
 وَكُـلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ -١٢٠-
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami Ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami Teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman.

Demikian Allah memberi hikmah ketika kita belajar dari sejarah, yaitu keteguhan hati, kebenaran, nasihat, peringatan, dan cerminan untuk menyongsong masa depan yang cerah.
3. Mensyukuri nikmat kemerdekaan. Kita patut bersyukur kepada Allah atas kemerdekaan ini. Dengan kemerdekaan ini kita bisa hidup enak, nyaman, aman, tetapi jangan sampai kebablasan; korupsi aman, pacaran aman, selingkuh nyaman...wah...wah...wah! Bisa tak karuan kalau kepergok wartawan.
Oleh karena itu, mari kita kenang perjuangan mereka, kita teruskan cita-cita mereka dengan belajar dari sejarah, kita tanamkan kesadaran islam kita, kita kokohkan keimanan untuk mencintai Allah, Rasulullah, dan mencintai tanah air Indonesia. Jadi apapun, profesi apapun kita niatkan hidup ini untuk Allah, Rasulullah, dan kemaslahatan bangsa kita. Jangan malah sebaliknya, kemerdekaan ini kita isi dengan kemaksiatan-kemaksiatan, penyalahgunaan jabatan, dan lain sebagainya. Kalau ini terjadi maka kita dikatakan merdeka tetapi masih belum bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan.
Dan yang terakhir, kita sebagai generasi muda penerus bangsa dan agama, mari kita isi kemerdekaan ini dengan memanfaatkan masa muda sebaik-baiknya dengan memaksimalkan potensi kita untuk mewujudkan negara yang subur, makmur, gemah ripah loh jinawi, toto tenterem kerto raharjo. Amin ya Rabbal ‘alamin.
عسى أن يجعلنا وإياكم ممن عرف الحق وشهد به ، وحبب إليه الخير فعمل به ، و أن يطهّر قلوبنا ويصحّح أجسادنا ويقوّي أخوّتنا ويطوّل أعمارنا في طاعته وطاعة رسوله صلى الله عليه وسلم ويوفّقنا جميعا إلى كلّ خير في الدنيا والدّين ، ويجنّبنا موارد الظّالمين بحرمة سيّد الأنبياء والمرسلين والحمد لله ربّ العالمين ، آمين ..

والعفو منكم ثمّ السلام عليكم ورحمة الله 
وبركاته
Sumber: Penggenggam Kemerdekaan - Andalkan Allah - Shovi Maryam

0 komentar:

Posting Komentar